Selasa, 04 Februari 2020

PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI



1) Kekalahan Jepang Pada Perang Dunia Ke II

Di Perang Dunia II, Jepang terlibat dalam perang di Asia Pasifik. Perang itu disebut sebagai Perang Asia Timur Raya. Jepang, bersama Jerman dan Italia tergabung dalam Blok Poros (Axis). Mereka melawan Blok Sekutu yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet, dan China. Di awal perang, Jepang unggul setelah mengambil alih Asia Tenggara dari koloni Eropa.

Angkatan Udara Kerajaan Jepang membombardir Pearl Harbour, yang memicu perang di Pasifik pada Desember 1941. Lalu pada 8 Desember 1941, Jepang mengebom Pearl Harbour, pangkalan militer AS di Hawai, Samudra Pasifik.

Kemenangan Jepang di Pearl Harbour mendorong Jepang melebarkan sayapnya ke Asia Tenggara. Dari 1942 sampai 1945, Jepang menguasai Indonesia dan negara-negara lain di Asia Tenggara. Namun kemenangan Jepang tak bertahan lama. Pada 1945, Jepang dan Blok Poros kalah.
Pada 6 Agustus dan 9 Agustus, Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Pada 15 Agustus 1945 Kaisar Hirohito menyampaikan pidato radio dihadapan rakyat. Dalam pidato radio yang disebut Gyokuon-hoso (Siaran Suara Kaisar), Hirohito meminta ke rakyatnya agar merelakan kekalahan dalam perang. Jepang menyerah tanpa syarat.

Penyerahan diri Jepang secara resmi dilakukan pada 2 September 1945. Wakil-wakil dari Kekaisaran dan militer Jepang menandatangani Dokumen Kapitulasi Jepang di atas Kapal AS Missouri yang bersandar di Teluk Tokyo.


2) Peristiwa Rengasdengklok


Peristiwa Rengasdengklok berlangsung satu hari sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Peristiwa Rengasdengklok diawali ketidaksabaran para pejuang muda yang tergabung dalam gerakan bawah tanah akan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya, Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan anggota lain membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok.

Tujuan membawa keduanya ke Rengasdengklok agar Soekarno dan Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Tak hanya berdua, Soekarno kala itu juga dibawa bersama sang istri Fatmawati dan anaknya Guntur. Hasil peristiwa Rengasdengklok pun mereka setuju untuk melakukan proklamasi kemerdekaan.

Di Jakarta sendiri, golongan muda Wikana dan golongan Tua Ahmad Soebardjo melakukan perundingan tempat proklamasi. Mereka pun menyetujui Jakarta untuk menjadi lokasinya.


Maka dari itu, diutus lah Yusuf Kunto untuk mengantar Ahmad Soebarjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Sampai lah mereka di rumah Laksamana Maeda di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.


3) Perumusan Naskah Proklamasi


Setelah peristiwa Rengasdengklok, rombongan Ir. Soekarno segera kembali ke Jakarta sekitar pukul 23.00 WIB pada 16 Agustus 1945. Kemudian, Achmad Soebardjo membawa rombongan menuju rumah Laksamana Muda Maeda di Jalan Imam Bonjol No.1.

Di rumah Maeda telah hadir, para anggota PPKI, para pemimpin pemuda, para pemimpin pergerakan dan beberapa anggota Chuo Sangi In yang ada di Jakarta. Setelah berbicara sebentar dengan Soekarno, Moh. Hatta, dan Achmad Soebardjo, maka kemudian Laksamana Maeda minta diri untuk beristirahat dan mempersilahkan para pemimpin Indonesia berunding di rumahnya. Para tokoh nasionalis berkumpul di rumah Maeda untuk merumuskan teks proklamasi.

Kemudian di ruang makan Maeda dirumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Namun Maeda tidak hadir, tetapi Miyoshi sebagai orang kepercayaan Nishimura bersama Sukarni, Sudiro, dan B. M. Diah menyaksikan Soekarno, Hatta, dan Achmad Soebardjo membahas perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Soekarno pertama kali menuliskan kata pernyataan Proklamasi sebagai judul pada pukul 03.00 WIB. Achmad Soebardjo menyampaikan kalimat "Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia". Moh. Hatta menambahkan kalimat: "Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempoh yang sesingkat-singkatnya". Soekarno menuliskan: Jakarta, 17 - 8 - 05 Wakil-wakil bangsa Indonesia sebagai penutup.


Pada pukul 04.00 WIB dini hari Soekarno meminta persetujuan dan tanda tangan kepada semua yang hadir sebagai wakil-wakil bangsa Indonesia. Tetapi Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi cukup ditandatangani dua orang tokoh, yakni Soekarno dan Moh. Hatta, atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni diterima. Dengan beberapa perubahan yang telah disetujui, maka konsep itu kemudian diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik.


4) Peristiwa Proklamasi

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tahun Masehi, yang dibacakan oleh Soekarno dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di sebuah rumah hibah dari Faradj bin Said bin Awadh Martak di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Proklamasi tersebut menandai dimulainya perlawanan diplomatik dan bersenjata dari Revolusi Nasional Indonesia, yang berperang melawan pasukan Belanda dan warga sipil pro-Belanda, hingga Belanda secara resmi mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949. Pada tahun 2005, Belanda menyatakan bahwa mereka telah memutuskan untuk menerima secara de facto tanggal 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia. Namun, pada tanggal 14 September 2011, pengadilan Belanda memutuskan dalam kasus pembantaian Rawagede bahwa Belanda bertanggung jawab karena memiliki tugas untuk mempertahankan penduduknya, yang juga mengindikasikan bahwa daerah tersebut adalah bagian dari Hindia Timur Belanda, bertentangan dengan klaim Indonesia atas 17 Agustus 1945 sebagai tanggal kemerdekaannya. Dalam sebuah wawancara tahun 2013, sejarawan Indonesia Sukotjo, antara lain, meminta pemerintah Belanda untuk secara resmi mengakui tanggal kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengakui tanggal 27 Desember 1949 sebagai tanggal kemerdekaan Indonesia.

Naskah proklamasi ditandatangani oleh Sukarno (yang menuliskan namanya sebagai "Soekarno" menggunakan ortografi Belanda) dan Mohammad Hatta, yang kemudian ditunjuk sebagai presiden dan wakil presiden berturut-turut sehari setelah proklamasi dibacakan.

Hari Kemerdekaan dijadikan sebagai hari libur nasional melalui keputusan pemerintah yang dikeluarkan pada 18 Juni 1946.


5)  Penyebaran Berita Proklamasi


Hambatan dan larangan untuk menyebarkan berita proklamasi oleh pasukan Jepang di Indonesia, merupakan sejumlah faktor yang menyebabkan berita proklamasi mengalami keterlambatan di sejumlah daerah, terutama di luar Jawa. Namun dengan penuh tekad dan semangat berjuang, pada akhirnya peristiwa proklamasi diketahui oleh rakyat Indonesia. Penyebaran proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 di daerah Jakarta dilakukan secara cepat dan menyebar secara luas. Pada hari itu juga, teks proklamasi telah sampai di tangan Kepala Bagian Radio dari Kantor Domei (Kantor Berita ANTARA), Waidan B. Palenewen. Ia menerima teks proklamasi dari seorang wartawan Domei yang bernama Syahruddin. Kemudian ia memerintahkan F. Wuz (seorang markonis), supaya berita proklamasi disiarkan tiga kali berturut-turut. Berita proklamasi kemerdekaan diulangi setiap setengah jam sampai pukul 16.00 saat siaran berhenti.
Usaha dan perjuangan para pemuda dalam menyebarluasan berita proklamasi juga dilakukan melalui media pers dan surat selembaran. Hampir seluruh harian di Jawa dalam penerbitannya pada tanggal 20 Agustus 1945 memuat berita proklamasi kemerdekaan dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Harian Suara Asia di Surabaya merupakan koran pertama yang memuat berita proklamasi. Beberapa tokoh pemuda yang berjuang melalui media pers yaitu :
  • B.M. Diah
  • Sayuti Melik
  • Sumanang
Proklamasi kemerdekaan juga disebarluaskan kepada rakyat Indonesia melalui pemasangan plakat, poster, maupun coretan pada dinding tembok dan gerbong kereta api, misalnya dengan slogan Respect Our Constitution, August 17!!! (Hormatilah Konstitusi Kami, 17 Agustus!!!). Di samping melalui media massa, berita proklamasi juga disebarkan secara langsung oleh para utusan daerah yang menghadiri sidang PPKI. Berikut ini para utusan PPKI yang ikut menyebarkan berita proklamasi:
  • Teuku Mohammad Hassan dari Aceh
  • Sam Ratulangi dari Sulawesi
  • Ketut Pudja dari Sunda Kecil (Bali)
  • A. Hamidan dari Kalimantan

6) Pembentukan Pemerintahan Pertama RI (Hasil Sidang PPKI Tanggal 18,19,22 Agustus 1945)

Pada awalnya PPKI dibentuk Karena menggantikan BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) karena semua tugasnya sudah selesai. Dalam bahasa Jepang, PPKI disebut Dokuritsu Junbi Iinkai.

Tugas utama PPKI yaitu mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta. Anggota PPKI terdiri dari 27 Orang, salah satunya adalah Achmad Soebardjo, Otto Iskandardinata, Dr. Soepomo dan Radjiman Wedyodiningrat.

Usai pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, PPKI melaksanakan sidang pada tanggal 18, 19, dan 22 Agustus 1945.

*Hasil Sidang PPKI Pada Tanggal 18 Agustus 1945
  1.  Mengesahkan UUD 1945 setelah mendapatkan beberapa perubahan   pada   pembukaanya.
  2.  Memilih presiden dan wakil presiden yaitu Ir.Soekarno dan Drs.Moh   Hatta.
  3.  Menetapkan bahwa presiden untuk sementara waktu akan dibantu   oleh   komite nasional.
*Hasil Sidang PPKI Pada Tanggal 19 Agustus 1945
  1.  Membentuk 12 kementrian dan 4 menteri negara.
  2.  Menetapkan pembagian wilayah negara republik indonesia menjadi 8   provinsi dan sekaligus menunjuk gubernurnya.
  3.  Membentuk Tentara Rakyat Indonesia.
  4.  Membentuk komite nasional daerah.
*Hasil Sidang PPKI Pada Tanggal 22 Agustus 1945
  1.  Menetapkan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
  2.  Membentuk Partai Nasional Indonesia (PNI)
  3.  Membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR)

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ORDE BARU